Sabtu, 02 Februari 2013

daerah terpencil di kab.bone makassar sulawesi selatan


Desa Barakkae/ Kecamatan Lamuru/ Kabupaten Bone/ Provinsi Sulawesi Selatan merupakan tempat penulis melakukan KKN (kuliah kerja nyata) di mana penulis mengambil program PBA (pemberantasan buta aksara). Daerah ini merupakan salah satu daerah terpencil di kabupaten Bone Sulawesi Selatan yang ditempuh selama 3 jam dari kota Bone dimana di desa ini jangankan anak-anak, remaja, dan orang dewasa bahkan lansia belum mampu untuk membaca dan berbicara menggunakan Bahasa indonesia, bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Bugis namun Bahasa bugis yang mereka Gunakan yaitu Bahasa Bugis tempo dulu yang perucapannya memiliki banyak perbedaan dengan bahasa bugis zaman sekarang.
Anak-anak di desa ini sebagian besar bahkan semuanya tidak memiliki akta kelahiran. Di desa inipun taman kanak-kanak atau PAUD sejenis blum ada bahkan SD pun masih dalam proses pembangunan sehingga dari segi pendidikan di desa ini sangat-sangat kurang. Mata pencaharian dari masyarakat desa ini adalah bertani dan berkebun.sehingga seharian waktu mereka habis di kebun atau di sawah mereka dan tidak jarang penulis temukan pada saat pasar yang beroperasi 2 kali dalam seminggu mereka menukar hasil kebun meraka dengan makanan yang meraka inginkan walaupun ada juga yang membelinya pake uang. Fisik warga desa ini sangatlah kuat sebab akses dari desa k pasar tradisional tersebut di tempuh selama 1 jam dan mereka melaluinya dengan berjalan kaki.
Di bawah ini ada foto-foto warga desa Barakkae yang sedang membuat jalan guna menyambungkan antara gunung yang satu dengan gunung yang lain.






Di samping  Ini merupakan foto dimana baik anak-anak,remaja maupun orang tua bahkan lansia ikut mebuat jalan antara gunung yang satu dengan gunung yang lain.


Di samping  ini  merupakan salah satu foto miris yang dimana jangankan anak-anak orang tuapun tidak mampu untuk mmbaca dan menulis bahkan berbahasa indonesiapun mereka tidak paham. Ini adalah foto penulis beserta kawan-kawan yang memberikan pembelajaran membaca dan menulis mulai dari huruf A sama dengan mengajarkan anak usia dini. Terkadang kami mendapatkan orang tua yang berbahasa Malaysia dan penulispun bertanya kepada orang tua tersebut tentang bahasa yang diperoleh berasal dari mana dan ternyata budaya bahasa malaysia yang mereka dapatkan dari anak mereka yang menjadi Tenaga Kerja Indonesia(TKI), dan Tenaga Kerja Wanita(TKW) ke Malaysia.
Di Desa ini unsur mistiknya pun masi kuat terkhusus ketika anak-anak dari warga desa ini dalam keadaan Sakit atau kurang enak badan. Mereka tidak Membawanya ke rumah sakit pertama karena rumah sakit atau puskesmas sejenis jaraknya sangat jauh kedua warga dari desa ini kurang percaya dengan pengobatan medis, biasanya mereka membawa anak mereka ke dukun atau orang yang mereka percayakan untuk mendapatkan ramuan atau jampi-jampi.
Keadaan fisik anak-anak di desa ini tergolong kuat sebab mereka sejak kecil dibimbing untuk membantu orang tuanya di sawah, kebun bahkan menjagakan ternak mereka(sapi, ayam ,bebek,kambing dll).
Anak-anak di desa ini mayoritas beragama islam mereka mengikuti orang tua mereka, sejak dini anak-anak dibimbing untuk menghafal surah-surah pendek dan tidak jarang kami dapati anak yang masih tergolong usia dini sudah mampu malafalkan ayat Al-Quran dengan Merdu.
Anak-anak yang berada di desa ini selama pengamatan penulis 4 bulan memiliki nilai-nilai moral dan lesopanan yang tinggi, sebab mereka telah diajarkan oleh orang tuanya untuk menghormati orang yang lebih tua dibanding mereka terkhususnya anak gadis, mereka tidak berani berada di depan ketika ada tamu, mereka hanya berada di dapur rumah mereka.


5 komentar:

  1. Disini udah ada listrik belum yah?

    Thanks

    BalasHapus
  2. Hi.. I wanna know more about this vilage, may I get ur contc? Hope you can help me :)

    BalasHapus
  3. menarik dan tertantang. bolehkah saya minta kontak saudara? terimakasih :))

    BalasHapus
  4. Bagaimana keadaannya sekarang??

    BalasHapus